Kamis, 19 Mei 2011

Perang dan Cinta dari Tanah Jawa

  •  Wed, May 18 3:45 PM WIT  (sumber : yahoo)
    Oleh Isyana Artharini

    Pagelaran sendratari "Matah Ati" membawa penonton kembali ke tanah Jawa di abad ke-17. Opera ini berkisah tentang perjalanan raja pertama Jawa, Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa dalam meminang seorang gadis desa bernama Rubiah.
    Rubiah dari Desa Matah digambarkan sebagai seorang penari sekaligus pahlawan perang yang berusaha melawan penjajahan Belanda. Cerita cinta mereka ini dituturkan lewat adaptasi kontemporer tarian klasik Surakarta dan ditulis oleh keturunan keluarga Mangkunegara, Atilah Soeryadjaya.
    Salah satu keunikan dalam pagelaran ini adalah penggunaan panggung miring yang memungkinkan koreografi dalam opera ini terlihat dari berbagai arah. Sebelum dipentaskan di Indonesia, "Matah Ati" pernah dipentaskan di Teater Esplanade, Singapura, dan mendapatkan sambutan meriah. Sekolosal apakah opera "Matah Ati" ini? Simak saja foto-foto di bawah ini. (Foto-foto: Tempo/Jacky Rahmansyah)

    Pintu hidrolik yang menyebabkan kemiringan panggung dan menjadi tempat keluarnya penari.